Banner Raksasa yang di gagas kepala desa sebagai wujud nyata karya dan bhakti yang di torehkan dalam pengabdian |
Desa karangrejo bagaikan samudra yang indah |
Desa karangrejo merupakan desa pecahan dari induknya yaitu bagorejo: yang mana sudah memiliki sejarah kepemimpinan yang luar biasa: dari para pemimpin-pemimpin sebelum-sebelumnya yang mana punya karakter yang berbeda-beda dan anehnya dari 5 kepemimpinan hanya 2 yang definitif sesuai kehendak masyarakat: 1. almarhum bapak slamet VS 2. bapak khoirul anam, se semenjak di pimpin bapak khoirul anam,Se. insya alloh sudah mulai menunjukkan bukti-bukti nyata karya yang di torehkan di pengadian di desanya, baik proyek-proyek sangat tampak, kemasyarakat yang sangat membaur, sosial selalu melakukan tindakan-tindakan kemanusiaan serta penyelesaian-penyelesaian masalah rumit, banyaknya terobosan-terobosan yang begitu banyak dan komplek, sehingga kelihatan menonjol bahwa beliau memimpin dengan sepenuh hati, tulus, jujur serta apa adanya tidak banyak janji inilah yang perlu kita pertimbangkan sosok kader muda yang punya optimisme, berkarakter, dan mempunyai jiwa entreprenursip yang mandiri yang ulet dan luwes dan menanggapi masalah yang di hadapi selama pengabdian..mudah-mudah dengan apa yang di karya bhaktikan di desa membawa manfaat kepada khalayak umum/warga, serta barokah kepada keluarga pribadinya. amien-amien semoga sukses pak anam salam damai, rukun guyub, sejahtera, semoga jauhkan balak dan musibah bagi karangrejo yaaaa.....alloh SWT.
pertama-tama desa karangrejo penuh kenangan dan sejarah yang beliau saat-sat berdakwah kepada seluruh mayarakat, sosok ky. hafidz merupakan sosok alim, pendiam, serta didalam pemerintahan desa sosok beliau banyak membawa manfaat kepada perangkat selalu menasehati tindakan-tindakan yang kurang baik, pertama beliau santun tutur katanya sehingga mudah di kenang oleh masyarkat gumukmas, tokoh-tokoh dalam prosesi pemakaman sangat hikmat dan haru di karenakan banyak tokoh besar datang sepertihalnya, Ky. Khoirujad mahda (gus ya') kencong, ky kodim bagorejo, ky. Sam'ani curah kates, ky. khumaidy, turut hadir juga (bapak kepala desa khoirul anam) yang mana ikut dari kedatangan jenazah sampai prosesi pemakaman beliau didampingi kyai-kyai lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu...semoga dengan doa para takziyin membawa sejuk hati keluarga dan warga umumnya, sehingga kenangan saat masih hidup penuh berkah dan manfaat, kami munajatkan do'a semoga amalnya di terima di sisi Allah SWT, dan semoga dosa-dosa di ampuni oleh Allah SWT serta seluruh warga desa karangrejo mengikhlaskan kepergian beliau. selamat jalan abaaah yaiiiiii.......
Jemberpost.com,
Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas, tadi siang melantik 2 (dua) Kepala Desa terpilih periode 2009 – 2015 secara resmi di Kantor Kecamatan Gumukmas. Kedua Kepala Desa tersebut yaitu Choirul Anam, SE sebagai Kepala Desa Karangrejo Kecamatan Gumukmas, dan Trimanto sebagai Kepala Desa Padomasan Kecamatan Jombang Kabupaten Jember.
Turut Hadir dalam pelantikan tersebut diantaranya unsur Muspida Jember, Kepala SKPD se-Kabupaten Jember, Camat Jombang dan Camat Gumukmas, para staf Kepala Desa dan Para Tokoh Masyarakat di kedua desa tersebut. Dalam pelantikan juga Kusen Andalas juga menyematkan tanda jabatan Kepala Desa kepada keduanya yang disaksikan oleh undangan yang hadir.
Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan terpilihnya 2 Kepala Desa tersebut, berarti masyarakat telah sukses dan berhasil memilih pemimpinnya yang disepakati, dan Wakil Bupati Jember minta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama saling bahu-membahu dengan Kapala Desa Terpilih untuk membangun Desa, lupakan perbedaan–perbedaan yang terjadi selama proses pemilihan Kepala Desa berlangsung.
Dan yang tidak kalah pentingnya menurut Kusen Andalas Kepala Desa harus memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat serta menggalang partisipasi dan gotong royong masyarakat yang merupakan modal utama pembangunan di desa. “Disinilah letak kewajiban kita mengisi pembangunan yang berawal dari tingkat desa dan kini Pemerintah Kabupaten sudah bekerja keras melaksanakan pembangunan melalui tahapan yang berjalan terus menerus, “jelasnya.
Lagi-lagi Kusen berharap agar kinerja Kepada Desa yang baru ini dapat lebih baik dan mempunyai prestasi yang lebih cemerlang, terutama dalam memotifasi masyarakat didalam pemasukan pajak sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, menjaga dan meningkatkan kamtibmas di lingkungan.
Wakil Bupati Jember mengingatkan pula bahwa jabatan adalah sebuah amanah, karena itu pemegang jabatan harus betul–betul berbuat yang terbaik untuk masyarakat yang dipimpinnya, karena kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT atas semua kebijakan yang diterapkan selama Kepemimpinannya. “Seorang pemimpin mempunyai semangat membangunan desa, pembangunan daerah dari sebuah obsesi masyarakat yang menginginkan perubahan kehidupan menuju kesejahteraan, “pintanya.
Dalam akhir sambutannya beliau berharap mudah-mudahan dengan diangkatnya 2 Kepala Desa terpilih tersebut dapat tampil dengan perubahan-perubahan baru, prestasi dan kinerja yang optimal dalam membangun desanya. “Dibawah kepemimpinan Kepala Desa yang baru masyarakat harus lebih baik, maju dan sejahtera, “harapnya.
Sementara itu Asisten Pemerintahan Pemkab Jember, Hasi Madani mengatakan bahwa dengan telah dilantiknya 2 Kepala Desa ini berarti seluruh desa yang ada di Kabupaten Jember telah resmi mempunyai Kepala Desa yang definif. Untuk itu kepada seluruh Kepala Desa se-Kabupaten Jember mengabdikan tenaga dan pikirannya untuk kepentingan masyarakat. “Tunjukkan itikad baik seperti janji yang telah disampaikan kepada masyarakat desanya masing-masing, “pungkasnya.
Usai dilantik secara resmi menjadi Kepala Desa Padomasan Kecamatan Jombang, Trimanto kades terpilih bertekad akan mengaktualisasikan semua program pembangunan diwilayahnya, terutama dalam mensejahterakan warga desanya. “Semua program pembangunan di desanya akan diarahkan untuk pemberdayaan masyarakatnya dan keluarga miskin yang ada, “ujarnya. (sal)
SELURUH DESA KARANGREJO, TURUT BERDUKA CITA ATAS WAFATNYA
(KY. HAFIDZ BENDOREJO)
Bunga untuk Almarhum (ky. Hafidz) desa karangrejo, kecamatan gumukmas, jember |
MOTTO Kepala desa karangrejo |
Kamis, Juni 11, 2009
226 Desa Resmi Miliki Kades Definitif
Jemberpost.com,
Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas, tadi siang melantik 2 (dua) Kepala Desa terpilih periode 2009 – 2015 secara resmi di Kantor Kecamatan Gumukmas. Kedua Kepala Desa tersebut yaitu Choirul Anam, SE sebagai Kepala Desa Karangrejo Kecamatan Gumukmas, dan Trimanto sebagai Kepala Desa Padomasan Kecamatan Jombang Kabupaten Jember.
Turut Hadir dalam pelantikan tersebut diantaranya unsur Muspida Jember, Kepala SKPD se-Kabupaten Jember, Camat Jombang dan Camat Gumukmas, para staf Kepala Desa dan Para Tokoh Masyarakat di kedua desa tersebut. Dalam pelantikan juga Kusen Andalas juga menyematkan tanda jabatan Kepala Desa kepada keduanya yang disaksikan oleh undangan yang hadir.
Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan terpilihnya 2 Kepala Desa tersebut, berarti masyarakat telah sukses dan berhasil memilih pemimpinnya yang disepakati, dan Wakil Bupati Jember minta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama saling bahu-membahu dengan Kapala Desa Terpilih untuk membangun Desa, lupakan perbedaan–perbedaan yang terjadi selama proses pemilihan Kepala Desa berlangsung.
Dan yang tidak kalah pentingnya menurut Kusen Andalas Kepala Desa harus memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat serta menggalang partisipasi dan gotong royong masyarakat yang merupakan modal utama pembangunan di desa. “Disinilah letak kewajiban kita mengisi pembangunan yang berawal dari tingkat desa dan kini Pemerintah Kabupaten sudah bekerja keras melaksanakan pembangunan melalui tahapan yang berjalan terus menerus, “jelasnya.
Lagi-lagi Kusen berharap agar kinerja Kepada Desa yang baru ini dapat lebih baik dan mempunyai prestasi yang lebih cemerlang, terutama dalam memotifasi masyarakat didalam pemasukan pajak sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah, menjaga dan meningkatkan kamtibmas di lingkungan.
Wakil Bupati Jember mengingatkan pula bahwa jabatan adalah sebuah amanah, karena itu pemegang jabatan harus betul–betul berbuat yang terbaik untuk masyarakat yang dipimpinnya, karena kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT atas semua kebijakan yang diterapkan selama Kepemimpinannya. “Seorang pemimpin mempunyai semangat membangunan desa, pembangunan daerah dari sebuah obsesi masyarakat yang menginginkan perubahan kehidupan menuju kesejahteraan, “pintanya.
Dalam akhir sambutannya beliau berharap mudah-mudahan dengan diangkatnya 2 Kepala Desa terpilih tersebut dapat tampil dengan perubahan-perubahan baru, prestasi dan kinerja yang optimal dalam membangun desanya. “Dibawah kepemimpinan Kepala Desa yang baru masyarakat harus lebih baik, maju dan sejahtera, “harapnya.
Sementara itu Asisten Pemerintahan Pemkab Jember, Hasi Madani mengatakan bahwa dengan telah dilantiknya 2 Kepala Desa ini berarti seluruh desa yang ada di Kabupaten Jember telah resmi mempunyai Kepala Desa yang definif. Untuk itu kepada seluruh Kepala Desa se-Kabupaten Jember mengabdikan tenaga dan pikirannya untuk kepentingan masyarakat. “Tunjukkan itikad baik seperti janji yang telah disampaikan kepada masyarakat desanya masing-masing, “pungkasnya.
Usai dilantik secara resmi menjadi Kepala Desa Padomasan Kecamatan Jombang, Trimanto kades terpilih bertekad akan mengaktualisasikan semua program pembangunan diwilayahnya, terutama dalam mensejahterakan warga desanya. “Semua program pembangunan di desanya akan diarahkan untuk pemberdayaan masyarakatnya dan keluarga miskin yang ada, “ujarnya. (sal)
Pilkades Desa Padomasan dan
(desa karangrejo) Jadi Contoh
(desa karangrejo) Jadi Contoh
Minggu, 24 Mei 2009 - 18:00 wib |
|
Jember - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar oleh
masyarakat dan Ppemerintah Desa Padomasan Kecamatan Jombang Jember,
Sabtu (23/5), kemarin berjalan dengan aman,lancar dan sukses.
Pilkades yang berlangsung berlangsung di Kantor Desa Padomasan
tersebut situasi dan kondisinya sangat kondusif dan aman. “Bahkan,
sesuai dengan peraturan dan mekanisme pada tahapan pelaksanaan praktis
Pilkades desa tersebut menjadi contoh untuk pelaksanaan Pilkades di
desa-desa lainnya, “jelas Hasi Madani, Asisten Pemerintahan Pemkab
Jember yang melihat secara langsung pelaksanaan Pilkades di desa
tersebut. Hadir dalam prosesi pilkades, Asisten Pemerintahan Pemkab Jember Hasi Madani, unsur Muspida, Kepala Bakesbang Linmas Jember, Drs. Sudjak Hidayat, Kabag Humas, Agoes Slameto, Kabag Pemdes, Camat Jombang Kusuma Sumantri, serta ribuan warga Desa didesa tersebut. Pencoblosan surat suara berlangsung dari pukul 7.30 WiB, hingga pukul 14.00 Wita. Diawali dengan pengumpulan surat panggilan kepada 6.625 pemilih tetap, kemudian warga mulai dari dewasa, hingga orangtua sekalipun tak mau ketinggalan memberikan hak suaranya. Proses pemilihan yang berlangsung aman tersebut mendapat acungan jempol dari Asisten Pemerintahan Hasi Madani. Kepada Wartawan, Hasi mengaku bangga dan bersyukur suksesnya pelaksanaan Pilkades itu. “Sukses dan aman, Pilkades Desa Padomasan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya yang akan melaksanakan hajatan yang sama nantinya, ”ungkap Hasi gembira. Kepada para calon kades Hasi juga menitip pesan moral, yang pertama Asisten mengatakan, siapapun dari calon kades terpilih, diharapkan pemenangnya dapat merangkul calon yang kalah, mengajak untuk bersatu, bahu membahu terutama dalam membangun desanya. Lalu, bagi calon yang kalah, juga harus menerima kekalahan dengan hati yang lapang, penuh rasa kewibawaan dan mau berjuang bersama-sama kades terpilih untuk membangun desa. Ungkapan yang sama juga disampaikan Pj. Kades Padomasan, M. Yusuf. Menurutnya, pelaksanaan Pilkades Desa Padomasan menjadi contoh berharga karena masing-masing calon kades telah melakukan komitmen yang telah disepakati bersama diantaranya tidak menerima bentuk politik uang (Money Poitik). “Kalau ditemukan adanya indikasi money politik, maka keduanya baik yang memberi dan menerima uang akan dititipkan di Polsek setempat sampai proses pencoblosan berakhir. “terangnya. Sementara itu Ketua Panitia Pilkades Desa Padomasan menambahkan, dari total jumlah pemilih tetap yakni sebanyak 6.625 orang, yang melakukan pencoblosan sebanyak 5.853 orang (88,4%). Jumlah tersebut, dianggap sah karena telah memenuhi unsur 2/3 dari pemilih yang ada. Berdasarkan hasil perhitungan suara yang berakhir pukul 17.00 WiB sore kemarin, lima calon yang ada, akhirnya calon nomor urut 4 yakni Trimanto terpilih sebagai Kades Padomasan masa bhakti 2009-2015. Sementara pelaksanaan Pilkades di Desa Karangrejo Kecamatan Gumukmas juga berlangsung lancar. Dalam Pilkades ini, Khoirul Anam dengan nomor urut 3, berhasil memenagkan Pemilihan dengan mengumpulkan suara sebanyak 1.949 suara, pesaing terdekatnya Khotib Amirudin mampu mengumpulkan 1.945 suara dan calon yang ketiga berhasil mengumpulkan sebanyak 1.627 suara. Terpilihnya Khoirul Anam, sebelumnya sudah diprediksikan oleh masyarakat Karangrejo, karena calon yang satu ini adalah sosok yang disukai masyarakat dan selama ini menunjukkan kesungguhan untuk membangun desanya. Apalagi desa Karangrejo yang merupakan pemecahan dari Desa Bagorejo yang dinilai lebih berpotensi untuk dikembangkan yang lebih maju lagi mengingat letaknya yang sangat strategis. “Kami sangat respek dengan kepemimpinan beliau selama ini yang sangat peduli dengan pembangunan di desa kami, sehingga tidak salah kalau kami memilih dia, “ungkap Hasi salah seorang warga desa Karangrejo memuji Khoirul. (mc-humas/jbr) |
Proyek Pasar Senilai Rp 30 Juta Di Desa Karangrejo Dianggap Muspro
Dari pantauan WJ.com di lokasi siang
tadi (02/04/12), lokasi bangunan yang dibangun dengan dana APBD
Kabupaten Jember tahun anggaran 2011 tersebut sangat jauh dari
pemukiman. Proyek bangunan pasar bernilai Rp 30 juta tersebut berada
tepat dibelakang balai Desa Karangrejo dekat lapangan setempat.
Sementara di sekelilingnya adalah areal persawahan yang sulit dijangkau
masyarakat.
Disamping tempatnya tidak strategis,
jalanan menuju pasar juga jarang dilewati masyarakat kecuali masyarkat
yang hendak ke balai desa atau ke sawah. “Siapa yang mau berjualan
disana,” ujar salah satu warga yang kebetulan lewat di sekitar lokasi
pasar tersebut. Bahkan, pengerjaan bangunan pasar dengan ukuran 10x4
meter tersebut terkesan dikerjakan asal-asalan, tanpa ada proyeksi serta
penataan yang jelas dari pihak desa.
Faktanya, bangunan pasar yang selesai
sejak tiga bulan yang lalu, sampai sekarang masih kosong, bahkan tidak
ada aktivitas apapun disana. “Kosong blong, tidak ada yang
berjualan,” ujarnya lagi. Karena memang sejak awal seperti tidak ada
kegiatan perekonomian di tempat tersebut. Dengan demikian, pengerjaan
pasar tersebut bisa dibilang sia-sia belaka alias Muspro.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Karangrejo Slamet Wahyudiyono. “Disana itu
seperti jalan kuburan,” ujarnya mengistilahkan pengerjaan pasar desa
tersebut. Namun, diakui Yono, panggilan akrabnya, pemerintah desa memang
kesulitan mencari lahan yang strategis. Sementara yang dimiliki desa
berada di tempat-tempat terpencil tersebut.
“Seharusnya pasar dibangun di tempat yang sudah ada embrionya, seperti adanya pasar krempyeng
lah,” tuturnya. Karena kesulitan lahan, pihaknya pun memutuskan untuk
mengerjakan proyek pasar di tempat seadanya, dilahan yang dimiliki desa,
yakni di belakang balai desa setempat tersebut, meskipun diakui
lokasinya tidak mendukung.
Yono melanjutkan, bukannya tanpa usaha,
pihaknya sudah mengusahakan agar pasar tersebut bisa ditempati oleh
penjual. Dalam tahun 2011 ini, pihaknya akan mengusahakan kepada Program
Nasional Pemberdyaan Masyarakat (PNPM) setempat untuk memberikan kredit
lunak kepada para pedagang. “Semua itu untuk merangsang pedagang agar
berjualan di tempat tersebut, Mudah-mudahan itu solusi terbaik,” ujar
Yono nampak tidak yakin.
Dengan cara itu, diharapkan bangunan
yang sudah dibuat tersebut tidak sia-sia belaka dan mangkrak seperti
sekarang ini. Sementara itu, Kepala Desa Karangrejo Khoirul Anam dan
Sekretaris Desa Purwati hingga berita ini diturunkan masih belum bisa
dimintai keterangan. Pasalnya, keduanya sedang berada di Jember terkait
permasalahan yang sedang membelit Kades Karangrejo saat ini.
Demo Ratusan Warga Tuntut Mundur Kades Karangrejo
Selain berorasi, ratusan massa pendemo
juga membentangkan beberapa sepanduk yang berisi hujatan kepada kepala
desa. Tak hanya melalui sepanduk, hujatan juga disampaikan langsung oleh
orator pendemo yang sertai teriakan – teriakan yang menuntut kepala
desa mundur dari jabatannya.
Walau situasi sempat sedikit memanas
karena kepala desa tidak kunjung keluar menemui para pendemo, ratusan
polisi dari polsek rayon 5 dan rayon 6 Polres Jember, serta satu peleton
Dalmas Polres Jember dengan dibantu satu peleton petugas Pol PP
Gumukmas serta anggota TNI dari Koramil Gumukmas, dengan ekstra ketat
berhasil mengawal dan menjaga aksi demo siang tadi.
Mulai pagi, petugas keamanan sudah memasang barikade kawat berduri disisi barat dan timur
jalan menuju kantor desa. Ini digunakan untuk menutup akses jalan agar
pendemo tidak masuk kedalam kantor desa. Sebab, baik kepala desa maupun
staff desa sedang aktif membuka pelayanan kepada masyarakat walaupun
demo berlangsung.
Beberapa jam kemudian, Khoirul Anam
bersedia menemui empat perwakilan pendemo dengan difasilitasi pihak
keamanan untuk melakukan mediasi. Dalam mediasi itu, Darsono salah satu
kordinator demo langsung mengawali dalam penyampaian aspirasi yang
menjadi tuntutan para pendemo siang itu yang kemudian secara bergantian
dilanjutkan oleh Makrus dan lainnya .
Beberapa aspirasi yang sifatnya tuntutan
dan permintaan tanggungjawab pada kepala desa itu disampaikan secara
bergantian oleh empat koordinator demo. Dalam penilaian mereka, kepala
desa telah melakukan kebijakan yang melebihi kewenangannya selaku kepala
desa.
Walau dalam mediasi itu, ada beberapa
aspirasi yang dikonfrontir dan sebagian lagi diterima hingga berujung
pada permintaan maaf kepala desa, namun seakan sudah menjadi harga mati,
melalui empat perwakilan waktu itu tetap menuntut agar kepala desa
mundur dari jabatannya.
“Mohon maaf jika saya salah dalam
menjalankan roda pemerintahan desa, tapi saya yakin kebijakan saya tidak
menyimpang dari aturan,” terang Khoirul Anam.
Sementara Sumarwi, salah satu tokoh
masyarakat yang mengatakan dirinya dari kubu netral juga mempertanyakan
beberapa kebijakan Kades yang diduga telah menyimpang dari rell yang
ada, bahkan Sumarwi saat itu meminta agar kepala desa belajar ulang
tentang Perdes yang berkaitan erat Perda.
“Coba bapak kepala desa kembali
mempelajari apa itu Perda dan apaitu Perdes, biar tidak ngawur saat
menentukan kebijakan dalam menjalankan roda pemeritahan desa,” ungkap
Sumarwi.
Karena tidak ada tanda – tanda kalau
mediasi itu menuju titik temu yang pasti, perwakilan dari Kecamatan
Gumukmas bagian kepegawaian langsung mengambil alih jalannya mediasi dan
memutuskan mediasi dicukupi samapai disini dulu tanpa mengesampingkan
segala aspirasi masyarakat melalui empat perwakilannya.
Hingga usai mediasi yang terkesan
ngambang itu, sekitar pukul 12.00 WIB, Khoirul Anam keluar dari ruangan
dan menemui para pendemo. Saat itu ia menyampaiakan permintaan maaf pada
semua warga, dan kedepan ia berjanji akan mengkaji ulang segala
aspirasi dan tuntutan yang disampaikan warganya. Namun warga saat itu
berteriak - teriak akan membawa permasalahan tersebut kejalur hukum.
Akhirnya, Kapolsek Gumukmas AKP Sukari
langsung mengabil alih posisi dan mepersilahkan kepala desa masuk
kembali. Berikutnya meminta agar massa pendemo pulang dengan tertib.
“Namun, selaku aparat penegak hukum, saya persilahkan kalau warga akan
menempuh jalur hukum. Untuk saat ini, saya minta dengan hormat agar
warga mengakhiri demonya dan pulang kerumah masing – masing dengan
tertib,” kata Kapolsek yang mengawali pulangnya satu persatu warga
pendema siang tadi.
43 Tahun Makan Cacing Hidup
Ayub warga Rw 07 Rt 01 dusun karanganyar, desa karangrejo gumukmas jember |
Memo – Tak banyak orang yang mengenal Ayub Hariyanto alias Ayub Khan
(50) warga Dusun Karang Anyar, Desa Karangrejo, Kecamatan Gumukmas,
Jember. Lelaki ini berperilaku aneh karena dalam kesehariannya selalu
memakan cacing tanah dalam kondisi hidup-hidup. Kebiasaan petani ini,
sudah dilakukan sejak tahun 70-an, atau saat dia berumur 7 tahun.
Cacing-cacing itu, biasa didapat saat dia pergi ke sawah. Begitu nemu
cacing, dia langsung memakannya hidup-hidup tanpa rasa jijik sedikit
pun.
Saat ditemui wartawan di ladangnya, dia menceritakan, bahwa saat kecil dia terserang typus dan gatal-gatal di kulit. Saat itu mendiang ibunya memberi obat yaitu cacing tanah yang dicampur makanan lainnya. Sejak itulah, jika penyakitnya kambuh, pengobatan pertama yang dilakukan ibunya dengan memberinya makanan campur cacing, ”Tapi ibu saya kemudian meninggal tahun 1977”, ujar Ayub.
Sepeninggal ibunya, beberapa kali typus dan gatal-gatalnya kambuh. Dia pun mencari cacing untuk obat. Jika ibunya mencampur dengan makanan, tapi saat ia mengkonsumsi tak pernah diolah sedikitpun, ”Dapat cacing langsung saya makan, nggak perlu diolah”. Awalnya dia memang merasakan jijik, tapi karena ingin sembuh, ia pun nekat memakannya hidup-hidup. Hingga kini, dia jadi ketagihan.
Meski penyakitnya tak pernah kambuh lagi, dia hampir tiap hari rutin makan cacing, antara 7 sampai 10 ekor seharinya. Jika telat sehari saja, tubuh jadi pegal-pegal. Uniknya, kebiasaan nyeleneh ini tak banyak yang tahu, bahkan keluarganya pun jarang yang tahu, karena dia merahasiakannya. Meski makan cacing, tapi saya tetap makan nasi”, katanya sambil terkekeh.(ami)
Saat ditemui wartawan di ladangnya, dia menceritakan, bahwa saat kecil dia terserang typus dan gatal-gatal di kulit. Saat itu mendiang ibunya memberi obat yaitu cacing tanah yang dicampur makanan lainnya. Sejak itulah, jika penyakitnya kambuh, pengobatan pertama yang dilakukan ibunya dengan memberinya makanan campur cacing, ”Tapi ibu saya kemudian meninggal tahun 1977”, ujar Ayub.
Sepeninggal ibunya, beberapa kali typus dan gatal-gatalnya kambuh. Dia pun mencari cacing untuk obat. Jika ibunya mencampur dengan makanan, tapi saat ia mengkonsumsi tak pernah diolah sedikitpun, ”Dapat cacing langsung saya makan, nggak perlu diolah”. Awalnya dia memang merasakan jijik, tapi karena ingin sembuh, ia pun nekat memakannya hidup-hidup. Hingga kini, dia jadi ketagihan.
Meski penyakitnya tak pernah kambuh lagi, dia hampir tiap hari rutin makan cacing, antara 7 sampai 10 ekor seharinya. Jika telat sehari saja, tubuh jadi pegal-pegal. Uniknya, kebiasaan nyeleneh ini tak banyak yang tahu, bahkan keluarganya pun jarang yang tahu, karena dia merahasiakannya. Meski makan cacing, tapi saya tetap makan nasi”, katanya sambil terkekeh.(ami)
Proyek Pengerasan Jalan, Seret Kades Karangrejo Ke Ranah Hukum
Berdasarkan informasi yang berhasil
dihimpun, sebenarnya ada tujuh jalan di Desa tersebut yang akan digarap
dengan dana ADD tahun 2010. Yakni dua buah jalan diaspal serta lima
jalan yang hanya dilakukan pengerasan. Dari lima proyek jalan yang
harusnya dikerjakan Tim Pelaksana Desa (TPD) tersebut, satu titik
diminta oleh Kepala Desa setempat. “Itu saja sebenarnya sudah menyalahi
aturan,” ujar salah satu perangkat yang tidak bersedia disebutkan
namanya.
Yang diminta kades adalah pengerasan
jalan yang ada di samping Warung ‘ayam pedas’ Bu Panto, Dusun
Karanganyar Desa Karangrejo, Gumukmas. Ketika pengerjaan proyek senilai
Rp 80 juta tersebut dilaksanakan, ternyata proyek tersebut tidak sesuai
dengan yag telah direncanakan. Ada beberapa kekurangan yang terjadi
yakni lebar yang harusnya tiga meter juga menyempit alias kurang.
“Bagian tepi jalannya harusnya ada batu tepinya, namun ini tidak ada,”
tuturnya.
Untuk memastikan itu, WJ.com akhirnya
turun ke lokasi yang dimaksud. Tampak jalanan dikeraskan seadanya.
Dengan menggunakan batu putih, terlihat jalanan yang dikeraskan tersebut
tidak konsisten, karena mengecil di bagian selatan hingga lebarnya
tidak sampai tiga meter seperti yang sudah direncanakan.
Selain itu, batu bagian tepi juga tidak
ada. Hanya ada sekitar 10 meter saja pengerasan jalan yang diberikan
batu tepi. Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Mapolsek Gumukmas beberapa
waktu lalu. “Sudah dilaporkan kepada kepolisian. Tapi tidak ada tindak
lanjutnya,” ujar Wakil Ketua BPD Slamet Wahyudiyono saat ditemui siang
tadi.
Namun, berdasarkan informasi, kasus
tersebut sudah ditangani penyidik di Mapolres Jember. “Tetap lanjut,
namun belum tahu informasi kelanjutannya,” ujarnya. sementara itu,
Khoirul Anam hingga berita ini diturunkan masih belum bisa dikonfirmasi
terkait kasus tersebut karena alasan kesibukannya.
Istri Ditelantarkan, Ngaku Jejaka Lalu Kawin Lagi
Namun aksi Joko tak bertahan lama. Walau
berhasil memulangkan istri pertamanya dan menikah lagi, aksi nekadnya
dipastikan akan berujung di kepolisian, setelah istrinya melaporkan
perbuatan Joko ke Polisi.
Kisah ini bermula ketika antara Joko dan YE (20) tidak ada kecocokan lagi dalam mengarungi bahtera rumah tangganya. Ujungnya pada tahun 2009 lalu, YE dipulangkan kerumah orang tuanya. Sejak saat itulah Joko tidak memperoleh haknya sebagai istri.
Namun hal itu tak membuat YE marah. Dua tahun ditinggal Joko tanpa nafkah lahir batin membuat YE tetap bertahan dirumah orang tuanya. Namun YE baru marah besar setelah mengetahui Joko ternyata sudah menikah lagi dengan BN (20) warga Dusun Gadungan, Desa Kasiyan Timur, Kecamatan Puger.
Modusnya dengan cara membuat KTP baru dengan status masih jejaka. Tentu saja dengan berbekal KTP baru tersebut, langkah Joko untuk menikah lagi berjalan dengan lancar.
Namun perbuatan salah tetap saja salah. Kali ini Joko harus berhadapan dengan aparat kepolisian Gumukmas, karena istri pertamanya melaporkan perbuatan suaminya itu.
"Joko bisa terjerat pasal 279 KUHP tentang kawin lagi, dimana perkawainan yang sudah ada menjadi halangan yang sah untuk menikah kembali, dengan ancaman 5 tahun penjara. Tapi hal itu tetap dilakukan joko dengan membuat KTP palsu," kata Kapolsek Gumuk Mas AKP Sukari melalui Aiptu Panut Kanit reskrimnya, hari ini Kamis (13/1/2011)
Selain terjerat pasal tersebut YE juga menuntut nafkah selama 20 bulan ditinggalkan Joko. Ini tentu saja akan semakin memberatkan posisi Joko atas perkawinan dengan KTP palsunya tersebut. (fir)
Kisah ini bermula ketika antara Joko dan YE (20) tidak ada kecocokan lagi dalam mengarungi bahtera rumah tangganya. Ujungnya pada tahun 2009 lalu, YE dipulangkan kerumah orang tuanya. Sejak saat itulah Joko tidak memperoleh haknya sebagai istri.
Namun hal itu tak membuat YE marah. Dua tahun ditinggal Joko tanpa nafkah lahir batin membuat YE tetap bertahan dirumah orang tuanya. Namun YE baru marah besar setelah mengetahui Joko ternyata sudah menikah lagi dengan BN (20) warga Dusun Gadungan, Desa Kasiyan Timur, Kecamatan Puger.
Modusnya dengan cara membuat KTP baru dengan status masih jejaka. Tentu saja dengan berbekal KTP baru tersebut, langkah Joko untuk menikah lagi berjalan dengan lancar.
Namun perbuatan salah tetap saja salah. Kali ini Joko harus berhadapan dengan aparat kepolisian Gumukmas, karena istri pertamanya melaporkan perbuatan suaminya itu.
"Joko bisa terjerat pasal 279 KUHP tentang kawin lagi, dimana perkawainan yang sudah ada menjadi halangan yang sah untuk menikah kembali, dengan ancaman 5 tahun penjara. Tapi hal itu tetap dilakukan joko dengan membuat KTP palsu," kata Kapolsek Gumuk Mas AKP Sukari melalui Aiptu Panut Kanit reskrimnya, hari ini Kamis (13/1/2011)
Selain terjerat pasal tersebut YE juga menuntut nafkah selama 20 bulan ditinggalkan Joko. Ini tentu saja akan semakin memberatkan posisi Joko atas perkawinan dengan KTP palsunya tersebut. (fir)
mau berita tentang smk nya
BalasHapusBy Siti Khamsiyatun
kalau SMK Darul Ulumnya, setau saya masih dalam proses pembangunan, dan saat ini masih vakum prosesnya. saya tau karena dekat rumah saya
HapusIzin Copas yah, untuk di post lagi di http://yongkikurniawan27.blogspot.com/ jangan lupa kunjungi juga :)
BalasHapusMbah Yai hafidz Suyuthi Kyai yang sangat Alim
BalasHapus